SENJATA NUKLIR UNTUK INDONESIA SIAPA TAKUT…?
Saat melihat
running script Tv One tertulis “ bahwa republic Indonesia bersumpah untuk tidak
mengembangkan senjata nuklir”, hmmm…. sebaiknya Indonesia berpikir lagi deh
untuk mengeluarkan pernyataan semacam itu pasalnya jika dilihat situasi
pepolitikan sekarang dan situasi perekonomian dunia dapat diambil prediksi
bahwa tidak ada kepastian dengan yang namanya perdamaian dunia akan sulit
tewujud bumi semakin sempit manusia semakin banyak yang pastinya membutuhkan
sumber daya untuk menunjang kehidupannya perebutan hegemoni atau penananman
pengaruh antara Negara yang kuat ke Negara yang lemah akan banyak terjadi, Indonesia yang katanya tanahnya masih liar dan
banyak kekayaan atau potensinya belum tergali bakalan banyak mendapat gangguan
dan senggolan--senggolan dari Negara-negara kuat yang bertikai untuk berebut
hegemoni di tanah dan laut Indonesia untuk itu alangkah baiknya dan bijak jika Indonesia tetap netral dalam pergaulan
internasional.
Sejalan
dengan konstitusi dasar Indonesia yang tidak menginjinkan Indonesia menjadi
Negara yang ofensif dan penjajah Negara lain membuat strategi pertahanan
Indonesia menjadi defensive itulah mengapa kita tidak mempunyai kapal induk dan
mengandalkan pertahanan udara berbasis hanya di pulau daratan, tidak mobile di
laut seperti Negara-negara lain yang terkuat saat ini seperti Amerika, Inggris,
RRC dan Rusia. padahal system pertahanan yang kaku dan statis seperti ini
sangatlah rawan bayangkan jika serangan tanpa peringatan terjadi-jadi secara
tiba-tiba dan semua fasilitas udara di darat hancur diserang tentu angkatan
laut dan darat akan sengsara dalam melakukan gerakan defensifnya. tapi biarlah
kalau Indonesia memang Indonesia ingin bersikap pasif dalam strategi militernya
demi untuk keselamatan rakyat dan tanah air Indonesia tak apalah, kita kembali
ke masalah nuklir kedashayatan senjata bom atom yang merupakan senior senjata
nuklir dalam perang pasifik di Hiroshima dan Nagasaki telah membuka mata manusia akan bahaya dan
potensi yang terkandung di senjata satu ini.
Secara
mendalam, Scott D. Sagan dalam artikelnya (Why Do States Build Nuclear
Weapon?: Three Models in Search of a Bomb :Internasional Security, Vol.
21, No. 3. (Winter, 1996-1997), p. 54-86). memaparkan ada 3 alasan atau pendekatan
yang dapat dipakai untuk menjelaskan kenapa sebuah Negara membangun senjata
nuklir.
1. Pertama the
security model yang berfokus pada upaya Negara untuk meningkatan
keamanan nasionalnya dari ancaman pihak asing terutama dari ancaman nuklir.
Dasar dari pendekatan ini adalah pemikiran realis yang menyatakan bahwa setiap
Negara harus mampu menjaga kedaulatannya serta keamanan nasionalnya sendiri.
Hal ini dikarenakan oleh ancaman terhadap daya rusak yang dapat ditimbulkan
oleh senjata nuklir mendorong setiap Negara untuk meningkatkan kemampuannya
guna mengimbangi Negara lain yang mengembangkan nuklir dengan menimbulkan deterrence. Pendekatan
ini menghasilkan 2 kebijakan yaitu Negara kuat dapat memaksakan kepentingannya
untuk memperoleh kepentingan nasionalnya dengan mengmbangkan nuklir. Penggunaan
nuklir terkait dengan kebijakan Negara untuk mempergunakan kebijakan ynag
paling riskan namun paling potensial untuk mencapai kepentinganya (brinkmanship).
Di sisi lain, Negara-negara kecil menjadi pihak yang lemah karena pilihan
mereka terbatas pada keikutsertaan dalam bentuk aliansi Negara-negara yang
memiliki nuklir. Bagi beberapa Negara-negara, tergabungnya dengan suatu aliansi
akan menjaganya dari kehancuran. Hal ini mengacu pada kondisi yang deterrence.
2. Kedua, the
domestic politics model yang menekankan pada pemanfaatan nuklir sebgai
alat politik serta tarik-menarik kepentingan antar elit politik di dalam
negeri. Ketika suatu kelompok elit mampu mempengruhi arah kebijakan suatu
Negara unutk menggunakan nuklirnya demi kepentingan kelompok tersebut. Dalam
hal ini setiap aktor selalu aktif dalam memaksakan kepentinganya sehingga
seringkali terjadi benturan antar kepentingan.
3. Ketiga, the norms model berfokus pada
penggunakaan nuklir sebagai sebuah simbol meodernitas serta identitas suatu
bangsa di dunia internasional. Pengambilan keputusan mengenai penggunaan nuklir
mencerminkan perilaku Negara di dunia internasional karena lewat proses
pengambilan keputusan ini membentuk identitas dan simbolisasi tertentu bagi
Negara tersebut. Dalam hal ini arah kebijakan suatu Negara tidak ditentukan
oleh pemimpin bangsa atau elit politik tapi oleh norma yang berlaku.
Dari ketiga alasan
diatas penulis dapat menambahkan satu alasan yang mendasari suatu mengembangkan
senjata nuklir salah satunya dari segi startegi militer dimana suatu Negara
yang merasa tidak mungkin menang dalam perang konvensional biasa dikarenakan
letak wilayahnya yang kurang menguntungkan secara defensive militer atau jumlah
penduduk yang sedikit dari Negara disekitarnya yang dia anggap akan mengancam
kedaulatannya menggunakan senjata nuklir untuk menaiikan posisi tawarnya dalam
diplomasi internasional. singkatnya mereka telah berusaha membangun kekuatan militer namun secara
hitung-hitungan startegis mereka pasti akan kalah merekapun memutuskan
mengembangkan senjata nulir sebagai alat gertak terhadap Negara lain yang
berpotensi kedaulatan mereka.
Senjata nuklir bagi
mereka selain sebagai alat tawar juga menjadi opsi lebih murah dan cepat karena
untuk membangun sebuah angkatan bersenjata yang kuat dan mandiri membutuhkan
waktu bertahun-tahun dan melibatkan banyak orang dan riset bertahun-tahun yang
tentunya banyak menghabiskan dana dan waktu maka opsi singkatnya ialah membeli
teknologi nuklir Negara lain dan mengembangkannya secara mandiri dengan
mengambil segala resiko yang ada.
Seperti Negara Korea
utara yang menurut penulis menggunakan alasan diatas karena geopolitics
pemerintahan Korea utara memiliki ketergantungan yang kuat dengan RRC atau Rusia
baik dari segi militer maupun ekonomi walaupun belakangan ini mereka dapat
mengembangkan alutsista dan berhasil menjual beberapa produksinya
kenegara-negara timur-tengah dan afrika namun tetap saja mereka butuh dukungan RRC
untuk aksi politiknya terutama dengan
korea selatan yang notabene lebih maju dibidang ekonomi dan secara penuh
didukung oleh kekuatan politik jepang dan amerika berpotensi membayang-bayangi kedaulatan Korea Utara.
Korea utara
tentu selamanya tidak dapat mengharapkan dukungan politis RRC terus-menerus (walaupun menurut penulis RRC membutuhkan Korea
Utara sebagai benteng dan sekutu untuk mencegah kekuatan aliansi Korsel, Amerika
dan Jepang di wilayah semenanjung Korea dan asia pasifik) maka Korut
mengembangkan senjata nuklir untuk menaikkan posisi tawarnya didunia
internasional karena secara militer menurut penulis walaupun mungkin saja korut
memiliki lebih satu juta pasukan dengan perlengkapan militer yang cukup canggih
tetap saja secara hitung-hitungan diatas kertas mereka tidak akan sanggup membendung ofensif Korsel dan Amerika yang mungkin saja
akan didukung jepang mungkin saja mereka dapat membendung ofensif yang
dilakukan korsel dan aliansinya jika saja RRC mau membantu seperti pada perang Korea
terdahulu, tapi tentu saja mereka tidak dapat membiarkan nasib bangsa mereka
hanya pada bantuan RRC karena dalam politik segalanya bisa berubah RRC
pun sewaktu-waktu dapat merubah pikiran mereka namun dengan adanya senjata nuklir di tangan mereka
tentu saja pihak penyerang akan berpikir seribu kali untuk menyerang Negara
korut tersebut.
berdasarkan fenomena diatas terdapat sebuah pertanyaan
penting mungkinkah Indonesia mengembangkan senjata nuklir untuk melindungi kedaulatan
Negara di masa depan?
menurut penulis
mungkin saja Indonesia mengembangkan sejata nuklir untuk menaikkan posisi tawar
dimasa depan bukan hari ini namun 20 sampai 40 tahun lagi, walaupun didalam
Negara asean pengembangan senjata nuklir merupakan hal yang tabu dan haram
untuk dilakukan (terutama bagi Negara amerika dan aliansinya yang tidak
ingin Negara lain memiliki teknologi nuklir karena menurut mereka akan sangat
berbahaya bagi umat manusia. tapi haiii.. halo
bagaimana mungkin kita bisa mempercayai omongan Negara yang pertama kali
menggunakan senjata nuklir untuk membunuh manusia di Hirosima dan Nagasaki dan Negara ini memilki fasilitas senjata
nuklir tebaik dan terbanyak di seluruh dunia dan kita mempercayai omongan
mereka tentang bahaya penggunaan senjata nuklir padahal mereka sangat
tergila-gila dengan nuklir dan menjamin
mereka tidak menggunakan senjata nuklir untuk mencelakakan manusia sekali lagi)(
dan saya rasa alasan Amerika berani menyerang Irak secara langsung karena Iraq
memang tidak memiliki senjata pemusnah masal tersebut sehingga prediksinya
tidak aka nada senjata apapun yang dapat mengancam wilayah amerika maupun
sekutunya yang akan dilepas Iraq jika mereka menyerang secara langsung). karena kehadirannya dapat memicu konflik baru
di asia tenggara, namun berdasarkan sejarah geopolitics dan peristiwa baru-baru
ini dapat terlihat jelas adanya blok-blok aliansi samar yang dijalin Negara
anggota ASEAN dengan kekuatan-kekuatan
politik, ekonomi dan militer
dunia, yang penulis prediksi akan membawa kekeruhan
situasi diwilayah asean yang tentunya akan mengancam eksistensi Indonesia
sebagai Negara netral.
berdasarkan
peristiwa sengketa kepulauan spartly dan sejarah geopolitics ada dua kekuatan
yang mengepung Indonesia dari utara dan selatan yang didominasi oleh Amerika
dan sekutunya dari selatan tentu saja Australia walaupun dibeberapa tahun ini
hubungan Indonesia dengan Australia sangat baik tapi tetap saja sebagai Negara
anggota commonwealth dan sekutu setia amerika sifat mereka sama dapat berubah
seketika secepat kilat jika mereka tidak senang dengan Indonesia infiltarisasi
Australia di timor-timor, yang sekarang
berhasil melepaskan diri dari Indonesia mungkin akan terus berlanjut ke papua
barat, Maluku hingga seluruh Indonesia timur dapat dilepaskan dari Indonesia
yang tentunya mereka lakukan secara diam-diam dan terencana dengan
berkelanjutan dan memakan waktu bertahun-tahun. toh kesabaran mereka ada
hasilnya dengan memanfaatkan waktu yang tepat mereka berhasil dengan
timor-timor. padahal banyak nyawa Indonesia yang dipertaruhkan untuk mengusir
komunis dari Timor-Timor dan
menintegrasikan Timor-Timor ke Indonesia tapi apa daya ikhlaskan saja lebih
baik kita perbaiki Indonesia sendiri dulu yang masih terkurung pada masalah
klasik kemiskinan, kebodohan, langkah selanjutnya terserah generasi yang akan datang apa yang mau mereka
perbuat tentang Timor-Timor.
dalam
sejarahnya pengembangan teknologi kenukliran telah dimulai dari era presiden
soekarno dimana ujuan awal pengembangannya hanya sebatas untuk kepentingan ilmu
pengetahuan yaitu untuk rekayasa produk pertanian Indonesia dan kemungkinan
pengembangan pembangkit listrik di Indonesia tujuan ini masih terpelihara
sampai sekarang, namun seiring perkembangan politik dunia mungkin Indonesia
harus berpikir ulang dengan tujuan pengembangan teknologi nuklirnya mungkin
kita bisa mengembangkan senjata nuklir secara diam-diam, toh sebagai salah satu pencetus Negara non
blok kita pasti tidak akan macam-macam dengan senjata nuklir itu, lagi pula
pengembangan senjata nuklir ini ialah untuk perdamaian dunia, peran kita ialah
sebagai kekuatan penyeimbang dari dua blok pemilik senjata nuklir yang saling
bersaing saat ini dengan menjadi sebagai kekuatan penyeimbang kita bisa
mengkoordinir Negara lain agar tidak tercebur masuk ke persaingan kedua blok
ini sehingga perdamaian dunia dapat terjaga lebih lama lagi. dengan senjata
nuklir ini kita dapat menjaga kenetralan kita dan tidak tergantung negan
pihak-pihak lain.
dalam UUD 45 disebutkan salah satu misi Negara
Indonesia ialah menjaga perdamaian dunia, dengan jumlah penduduk Indonesia yang
banyak dan letak geografis dan peran geopolitics Indonesia yang masih dilihat
strategis sudah saatnya Indonesia mengambil peran lebih besar lagi dari
sekarang ini demi masa depan Indonesia dan juga dunia. menjadi “ Kekuatan
Khatuslistiwa Yang Bijak”.
Komentar
Posting Komentar