TAHAPAN TRANSISI SOSIOLOGIS MANUSIA


 
      Manusia adalah mahluk yang diturunkan Alloh swt untuk menjadi khalifah di bumi, manusia diberi hak untuk memanfaatkan seluruh isi bumi dan memiliki kewajiban untuk menjaga kelestariannya namun seiring jalan kehidupan, banyak hal yang telah terjadi dalam riwayat kehidupan manusia di bumi setiap riwayat manusia itu menurut saya dapat dirangkumkan dalam tiap fase sosiologis manusia berikut adalah pembahasannya Tahapan Transisi Sosiologis Manusia.  Burhan bungin dalam bukunya “Sosiologi Komunikasi Teori Paradigm, Dan Diskursus Teknologi Di Masyarakat mengatakan  6 tahapan transisi sosiologis manusia secara singkat  keenam tahanpan itu ialah:

1.       Fase primitive
2.       Fase agricultural
3.       Fase tradisional
4.       Fase transisi
5.       Fase mordern
6.       Fase post modern
         
     Fase Primitive ialah fase memulai kehidupannya secara terisolir satu sama lain, kehiduopannya berpindah-pidah dan disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makan yang tersedia artinya pergerakkan mereka tergantung dari sumber makannaya, seperti padre pemburu yang berpindah selalu berdasarkan perpindahannya hewan buruannya, dan pada masa ini mereka masih hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah dengan kelmpok manusia lainnya artinya interaksi diantara mereka hanya dibatasi pada kelompoknya saja kemungkinan hirearki keluarga sedarah kemungkinan inilah cikal bakal terbentuknya suku-suku.
           
       Fase Agrokultural  pada fase ini manusia sudah mulai melakukan rekayasa terhadap lingkungannya ketika mereka sudah merasa bahwa hewan dan tumbuhannya yang selama ini tinggal mereka buru dan mereka petik langsung dari alam dirasa sudah tidak dapat memenuhi kebutuhannya, merekapun mulai bertani kecil-kecilan dan masih tetap berburu atau berternak namun kegiatan berpindah masih tetap dilakukan  jika dirasa lahan yang diolah sudah tidak subur lagi dan didaerah itu binatang buruan sudah langka maka mereka akan berpindah mencari daerah baru yang lebih subur dan banyak tersedia binatang buruan manusia pada fase ini masih hidup pada kelompok-kelompok kecil dan interaksi antar kelompok manusia masih jarang terjadi. kemungkinan di zaman postmodern ini masih ada masyarakat yang memiliki kebudayaan bercorak fase agrokultural ini seperti suku-suku Mongolia yang berpindah-pindah menggembalakan ternaknya dan menggunakan ditenda-tenda sebagai tempat tinggalnya, atau beberapa suku terasing di Kalimantan dan Sumatra yang berpindah-pindah dalam berladang dengan berpindah dari satu areal hutan satu dengan lainnya, hanya bedanya interaksi mereka dengan kelompok manusia lain di sekitarnya sudah sering terjadi terutama dalam hal memasarkan hasil panen atau ternaknya kedunia luar.
        
         Fase Tradisional di masa ini tingkat pengetahuan manusia dalam bertani dan berternak sudah mulai maju merekapun mulai menetap didaerah strategis yang memungkinkan interaksi antar kelompok terjadi atau daerah yang menunjang untuk keberlangsungan pertanian atau peternakan mereka seperti manusia yang bercocok tanam tanaman padi akan banyak tinggal didataran banjir sungai dimana disitu tersedia banyak air dan tanah subur endapan sungai yang sangat cocok untuk padi, disamping itu dengan tinggal di sungai jalur transportasi dan interaksi mereka akan lebih baik dan terjamin walaupun pada zaman ini tetap saja mobilitas masih tetap saja sulit, di fase ini terjadi suatu hal yang penting dimana beberapa kelompok manusia yang saling berinteraksi bersepakat untuk berintegrasi dan membentuk suatu kekerabatan masyarakat yang membentuk daerah  desa, tidak hanya berintegrasi merekapun mengembangkan budaya dan tradisi internal sendiri dan tentu saja berinteraksi dengan masyarakat desa lain untuk melakukan kegiatan ekonomi atau bertukar pengetahuan satu sama lain. dan kemungkinan besar pada masa ini terbentuk system pemerintahan yang bernama kerajaan dimana secara tradisionalnya kerajaan terbentuk dari kumpoulan desa-desa yang bersatu dari hasil integrasi suatu desa yang tergantung kepada desa lain yang lebih makmur sehingga desa ini tunduk dibawah pemerintahan desa yang lebih makmur atau penaklukan desa yang lebih makmur ke desa lain dengan tujuan perluasan wilayah.
          
   kota tempat pusat kegiatan ekonomi tempat manusia dari berbagai tempat dan kebudayaan berkumpul saling berinteraksi bertukar pikiran dan belajar yang akhirnya turut andil membawa manusia melangkah ketahapan-tahapan transisi sosiologisnya

      Fase Transisi pada masa ini. kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan masih ada namun mayoritas  masyarakat sudah mulai terbebas dari isolasi, seiring bebasnya isolasi ini pengunaan media informasipun sudah mulai merata, namun secara geografis masyarakat tradisional hidup didaerah pinggiran kota bukan ditengah kota yang penuh dengan arus multibudaya dan pengetahuan yang terjadi akibat interaksi antar manusia yang membawa  budaya dan kebiasaan masing-masing. akibat interaksi ini terjadlah asimilasi  dan melahirkan kebudayaan kota yang inovatif lebih beragam dan dinamis. sedangkan masyarakat tradisional masih memegang teguh budaya dan pola system social lamanya dan menerima budaya kota yang inovatif  namun masih setengah-setengah. masyarakat tradisional masih memegang erat pola kekerabatan tetapi sudah mulai terlihat individualis, seiring waktu pada masa transisi ini akan mulai terjadi proses asimilasi secara budaya dan social namun masih setengah-setengah.
        
         Fase Modern memiliki ciri dimana manusia lebih individualistis, control social dan system kekerabatan mulai diabaikan, system kehidupan mulai lebih mekanik pola hubungan social kebanyakkan ditentukan berdasarkan kepentingan masing-masing elemen social, dan mnusia modern cenderung sekuler dan kehidupan mereka lebih cenderung mekanistis dalam arti cenderung monoton dan terstruktur dan mereka tinggal di kawasan perkotaan yang gersang dan kurang sensitive  dengan kehidupan alam lebih cenderung untuk menuntut alam untuk berubah sesuai keinginan mereka sehingga dalam sejarah pada fase modern ini ilmu pengetahuan kebanyyakan digunakan untuk dapat merekayasa alam contohnya dalam bidang pertanian banyak dilkembangkan berbagai pestisida atau pupuk untuk peningkatan produktivitas petanian tanpa memperhatikan keramahan produk tersebut dengan alam, karena pada fase ini manusia lebih cenderung ambisius menaklukkan alam untk mencari hal baru untuk kemakmuran hidupnya. adapun inkeles dan smith dalam buku zulkarimen nasution yang berjudul “Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori Dan Penerapannya”, mengatakan siapakah manusia modern itu? menurut Inkeles dan Smith adalah:

a)      terbuka kepada pengalaman baru, artinya selalu berkeinginan untuk mencari atau menemukan     sesuatu yang baru.
b)   semakin tidak tergantung (independen) kepada berbagai bentuk kekuasaan tradisional seperti, suku, raja dan sebagainya.
c)       percaya  kepada ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk menaklukkan alam.
d)      berorientasi mobilitas dan ambisi hidup yang tinggi memiliki hasrat untuk meniti tangga karir dan prestasi.
e)    memiliki rencana jangka panjang. selalu merencanakan sesuatu jauh di depan dan memikirkan apa yang akan dicapai misalnya lima tahun yang akan datang.
f)  aktif dalam percarturan politik. tergabung dalam berbagai organisasi baik yang bersifat kekeluargaan  maupun yang lebih luas. berpartisipasi dalam urusan masyarakat setempat dimana ia berada.
         dari ciri-ciri yang diungkapkan Inkeles dan Smith diatas terlihat ciri manusia dalam fase modern terlihat lebih penasaran, ambisius, independen, invidualis, ekspansif dan partisipatif terhadap kehidupannya.

           Fase Postmodern  dimana masyarakat sudah melampaui  seluruh prasyarat masyarakat modern, tapi ada beberapa masyarakat modern yang tampak seperti manusia post-modern, walaupun mereka belum memiliki prasyarat atau belum melampaui fase modernism . burhan bungin menyatakan ada sifat-sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern sifat-sifat itu adalah:

a)      memiliki pola hidup nomaden. artinya kehidupan mereka yang terus bergerak dari satu tempat ketempat yang lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka secar ajeg termasuk dapat mendeteksi dimana tempat tinggal menetapnya. hal ini disebabkan karena kesibukkan mereka dengan berbagai usaha dan bisnis, akhirnya mereka bisa saja memiliki rumah dimana-mana di dunia ini.
b)      secara sosiologis mereka berada pada titik nadir. antara struktur dan agen, yaitu pada kondisi terntentu manusia postmodern patuh pada strukturnya, namun pada sisi lain ia mengekspresikan dirinya sebagai agen yang mereproduksi struktur  atau paling tidak agen yang melepaskan. berdasarkan hal tersebut, maka berdasarkan pengamatan orang luar sesungguhnya pribadi postmodern ialah pribadi yang ambivalensia atau mereka yang ambigu dalam pilihan-pilihan hidup mereka. namun sesungguhnya pada pribadi-pribadi postmodern hal tersebut adalah pilihan-pilihan hidup yang demokratis dan ekspresi dari kebebasan pribadi orang-orang cosmopolitan.
c)       manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka, dengan demikian kegemaran spesifik mereka menjadi aneh-aneh dan unik-unik.
d)      kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai social yang subjektif dan liberal sehingga cenderung terlihat sangat mobile pada seluruh komunitas masyarakat dan agama serta berbagai pandangan politik sekalipun.
e)      pemahaman orang postmodern yang bebas pula menyebabkan mereka cenderung melakukan gerakan gerakan back to nature, back to village, back to traditional, back to religi namun karena pemahaman mereka yang luas tentang persoalan kehidupan maka “gerakan kembali” itu memiliki perspektif yang berbeda dengan orang lain yang selama ini sudah dabn sedang berada di wilayah tersebut.
           
         dari sifat-sifat manusia post modern yang telah diungkapkan oleh Burhan Bungin menurut saya terlihat ada perbedaan mendasar antara manusia postmodern dengan manusia modern  mungkin seiring sifat manusia yang tidak pernah puas dan seiring telah terlampauinya tujuan fase modern mereka, manusia postmodern telah merasa  tidak menemukan ujung dari ambisi mereka untuk menemukan sesuatu yang baru  dan mulai memodifikasi sesuatu yang lalu sesuai dengan keinginan mereka khususnya struktur yang ada pada poin ketiga  manusia postmodern memodidifikasi struktur itu agar nyaman dengan gaya hidup mereka, terdapat banyak kebingungan atau ambiguitas  pada manusia postmodern walaupun mungkin secara materi mereka mapan (kemungkinan akibat banyaknya arus informasi yang mereka terima sehingga menimbulkan kebimbangan diri karena tingkat kebebasan mereka yang tinggi tanpa pijakkan dasar yang dulunya pada zaman tradisional dan transisi diberikan pada ideology atau agama)  dan kebimbangan dalam manusia postmodern tentang apa yang harus mereka percayai sehingga sampai pada kesimpulan bahwa semua hal relative dan baik menurut subjektivitas masing-masing. dan kemungkinan mereka terus mencari-mencari pijakan dasar kehidupan mereka dengan menyelami semua bentuk kebudayaan atau kepercayaan yang mereka ketahui. dalam wujud “gerakan kembali ” itu.
         
         Menurut saya kemungkinan fase postmodern ini mungkin fase terakhir dari tahapan sosiologis manusia, dan mungkin tidak ada lagi fase selain ini. mungkin setelah ini manusia akan sibuk menggali sesuatu yang lama yang mencakup nilai-nilai, kebudayaan, atau mungkin kepercayaan dan memodifikasinya sesuai dengan kenyamanan gaya hidup mereka, dan mungkin sejarah kehidupan
manusia akan terulang sekali lagi dengan inti yang sama namun dalam bentuk yang baru tanpa manusia sadari.
           
        Untuk bangsa asia khususnya bangsa Indonesia saya masih kebingungan soal menentukan di tahap mana bangsa Indonesia berada tetapi yang pasti bangsa Indonesia masih terjebak pada 3 fase yaitu fase tradional, fasemoden dan fase post modern ketiga fase itu  saling tarik menarik di sifat bangsa Indonesia. 

*gambar merupakan unduhan dari internet dan kemungkinan memiliki judul yang berbeda

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer